Cherreads

Chapter 16 - Permainan

"Suzy, kau sudah bangun?" badan yang terasa ringan, dan suara yang familiar. Suzy membuka matanya menemukan dirinya kembali ke usia enam tahun saat dia masih hidup di dunia yang berbeda sebagai manusia. Suzy memegangi kepalanya dengan bingung, apa dia kembali kemasa lalu? lalu apakah kecelakaan hari itu bisa di ubah, dan dia bisa terus hidup bahagia bersama ibunya.

...

"Dasar pengemis! enyahlah, kehadiranmu hanya mengganggu bisnisku." seorang pria berbadan gemuk, melempar sepotong roti ke tanah, memberikan pada dua anak lusuh dengan tubuh yang kotor. dua anak dengan mata merah yang membuat mereka di jauhi dan di juluki sebagai anak iblis dari wilayah timur.

"Keparat!"

Saat ini Liza berdiri mematung tak jauh dari sana menyaksikan bagaimana dulu dia dan adiknya di tindas oleh orang lain. tanpa sadar air matanya menetes jatuh mengingat betapa sulitnya kehidupan mereka dahulu.

JIka waktu bisa di ulang, dia ingin kembali ke masa dimana dia masihlah seorang putri Duke yang terhormat. dia akan mengembalikan keadaan, menyelamatkan nyawa ibunya. dan menjauhkan wanita penggoda itu dari ayahnya, sehingga dia tidak perlu bertemu pria itu dan berakhir menjadi seorang Iblis seperti sekarang.

"Nona, anda sudah bangun? hari ini anda bangun sedikit terlambat. saya akan membantu anda bersiap-siap, nyonya dan tuan Duke sudah menunggu anda di meja makan.

Liza duduk ternganga melihat ke sekitar mendapati kamarnya yang dulu, walaupun sudah begitu lama, dia masih sangat ingat interior ini ada di saat ia berumur 11 tahun, berarti tepat seminggu sebelum wanita itu datang ke kediaman Duke.

Rambut pirang yang sedikit ikal dan mata merah, Liza menepuk-nepuk wajahnya dengan senang di depan cermin berpikir apakah semua ini mimpi, kemudian mengikuti pelayan segera bersiap, agar bisa cepat turun ke bawah.

"Apa aku cantik?"

"Ya, nona sangat cantik. segeralah turun ke bawah!"

"Terimakasih Lyly!" Liza tersenyum lebar dengan tergesa menuruni anak tangga, dilihatnya ibu, ayah dan juga adiknya sudah menunggu nya dimeja makan. dia mengeratkan tangannya di dada, dia berjanji akan segera mengubah segalanya.

...

"Aih... kenapa aku kalah lagi!" Peri kecil menggerutu sebal, selalu kalah bermain kartu dari Andrew. Andrew tersenyum sinis sembari mengambil setumpuk batu mana yang tadi mereka jadikan taruhan.

"Sudah lewat delapan jam, masih belum ada satu pun dari mereka yang berhasil keluar, dari sana." Peri kecil menunggu dengan bosan, bertopang dagu, melihat ke arah enam orang yang masih terbaring di atas ranjang, dengan terbalut gelembung berwarna keunguan.

"Aku yakin kehidupan mereka cukup sulit sehingga mereka masih belum bisa melupakan masa lalu." Andrew ikut melihat, batas waktunya adalah 30 jam, jika mereka masih tidak kunjung bangun juga mereka akan terjebak dalam dunia fatamorgana itu untuk selamanya. Andrew melihat ke ruangan lain, ada sederet mahkluk yang telah terjebak dalam dunia fatamorgana itu untuk selamanya.

"Aku sedari dulu berpikir, kenapa kau menciptakan permainan aneh ini." Nataly ikut berujar, tatapan dan ucapannya sudah tidak seperti anak polos yang bersama dengan keenam orang itu tadi malam, gaya bicaranya terkesan arogan dan tajam.

"Tempatku kan bukan tempat penampungan orang yang tersesat. selalu saja ada orang yang datang meminta bantuan, aku ini bukan jin botol yang mengabulkan tiga permintaan secara cuma-cuma, tau! mereka setidaknya harus cukup pantas, untuk mendapatkan bantuan dariku." kakak adik itu hanya bisa menghela nafas berat, pada akhirnya orang-orang yang tersesat itu akan mati, dan tubuhnya berubah menjadi cahaya.

Catatan: orang yang tak kunjung juga bangun mereka sebut sebagai orang tersesat.

"Ini semua kan tidak nyata, ini hanya ilusi yang di ciptakan oleh ingatan dan imajinasi mereka sendiri. penyesalan terbesar yang sangat ingin mereka perbaiki, Akan sulit untuk melawan keinginan hati untuk mengubah takdir yang sudah di gariskan, tapi pada akhirnya tetap tidak akan ada yang bisa berubah." Peri kecil dan Nataly mengangguk setuju. mereka kembali menengok untuk memeriksa dan seketika melotot kaget saat melihat Aldric yang sudah membuka matanya, duduk dan melotot ke arah mereka membuat mereka berteriak dengan takut.

"Kyaaa..."

...

"Aria, pemilihan putri berbakat akan segera diadakan, ibu tidak sabar melihatmu berkompetisi." Ibunya terlihat antusias berjalan melewati taman bersama dirinya, berbeda dengan Luna yang memasang tampang murung karna tidak bisa berbuat sesuai kehendaknya. Akankah harus kucoba sekali lagi? Luna terlihat bimbang kemudian mulai bicara dengan ibunya.

"Bisakah aku tidak ikut dan temani ibu saja di rumah?" Luna mengulang pertanyaan lagi, tapi sesuai dugaannya jawabannya tetap sama seperti sebelumnya.

"Kau ini bicara apa! ini kan acara yang sangat penting, kau harus datang dan tidak boleh melewatkannya." Luna kini meneteskan air matanya, kejadian ini telah berulang sebanya sepuluh kali, apapun tidak bisa dia ubah, setelah kompetisi dia akan kembali terbangun di tempat yang sama. kejadian itu terus berulang hingga membuatnya muak.

"Aria, kau mau pergi ke mana?" Luna tak mengindahkan panggilan ibunya terus berlari menjauhi semuanya. pada akhirnya berakhir sama, kali ini dia memutuskan untuk menerima semuanya.

"Sekarang aku tidak punya apapun lagi, apa aku masih punya sesuatu yang berharga?" seketika Luna teringat, seperti ada sesuatu yang dia lupakan, kemudian dia tersenyum saat berhasil kembali mengingatnya.

"Mereka... teman-temanku, aku ingin kembali pada mereka.

...

"Apakah kau tidak bosan terus merangkai bunga itu, Luze?" Yoona bertopang dagu, dengan bosan memerhatikan seorang gadis bertelinga runcing, merangkai mahkota bunga untuk kesekian kalinya.

"Aku kan baru kali ini membuatnya, oh ya. dua hari lagi akan ada gerhana bulan, kau harus lebih berhati-hati, Noa." Elf memang punya kekurangan di pendengaran, padahal dia bilang Yoona, malah tetap saja dipanggil Noa. walau tidak semua Elf dan mungkin hanya Luze, yang begini.

Yoona mendengus dengan bosan, dialog yang sama lagi. dia sudah dua belas kali mengulang kejadian ini, kemudian nanti sebelum gerhana muncul, dia kembali lagi ke saat ini. waktunya terus berputar di tempat yang sama, entah baik atau tidak, dia cukup senang bisa kembali melihat Luze, tersenyum.

"Ayahku bilang untuk berhenti bermain dengan Vampir dan juga Serigala. tapi aku mana bisa, kalian berdua adalah sahabat yang paling kusayang."

"Oh ya, aku rasa Aldric menyukaimu!" eh? Yoona mulai merasa aneh karna dialog ini tidak ada sebelumnya.

"Aku hanya mau bilang, kau harus bahagia Yoona, jalani hidupmu yang sekarang dan jangan pernah berpikir tentang penyesalan!" Yoona seketika tersadar, apa dia akan terus berputar pada waktu begini, seperti ada sesuatu yang ia lupakan.

...

"Hei Peri kecil, sudah hampir dua belas jam dan mereka masih belum bangun. awas saja kalau sampai mereka terjebak dan mati, akan ku jambak rambutmu sampai botak!" Nataly mengancam sementara Peri kecil berusaha masuk dan menarik mereka, tapi selalu gagal. dinding pembatas mereka terlalu kuat, dia tidak bisa ikut campur.

Andrew menengok dan menemukan Aldric yang masih terus muntah sejak bangun tadi, Luna sudah muncul pergerakan, yang paling parah adalah Suzy, dan Liza, badan mereka benar-benar kaku seperti Es.

Mereka semua kini sedang begitu fokus dengan Suzy dan juga Liza yang badannya semakin kaku setiap waktu. sampai mereka tidak sadar, Bella sudah mulai bangun dan langsung mengumpat dengan keras.

"AAHH... BENAR-BENAR SIAL!" semua menengok dengan kaget melihat Bella yang mengamuk.

More Chapters