Cherreads

Chapter 77 - 77

Sylas

Brengsek.

Tiba-tiba dunia di sekeliling kami bergeser. Seperti digulung dan dilempar ke dalam ruang yang berbeda—tanpa aba-aba, tanpa suara peringatan.

Lana dan Amarta yang awalnya ada di depan kami, kini sudah tidak terlihat lagi.

Seketika, kami sudah berada di sebuah ruangan asing: besar, terang, dengan langit-langit menjulang tinggi, dan dipenuhi tirai warna merah marun. Aroma rempah-rempah menyengat, bercampur dengan dupa dan sesuatu yang membuatku ingin memuntahkan isi perut.

Aku refleks menoleh ke kanan dan kiri.

"Lana?" gumamku cepat. "LANA?!"

Tidak ada.

Lucen melangkah cepat ke depan, matanya liar. "Dia nggak di sini…"

Kaelith berdiri diam, rahangnya mengencang. Tapi aku tahu dia marah—sangat marah.

Ezric mengerang pelan, suaranya serak, "Apa barusan... teleportasi paksa?"

Lucen membanting tinjunya ke meja rendah di tengah ruangan, membuat cangkir-cangkir keramik di atasnya bergetar. "Ini gila. Terakhir kita dengar, Amarta bilang—"

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:
More Chapters