Cherreads

Chapter 2 - 2. BERTEMU LAGI

Arga menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah Membukakan kunci Pintu agar Putrinya bisa keluar. Lelaki berpakaian formal mengecup Puncak kepala Putrinya lembut setelah Alana menyalami Punggung tangannya.

" Maaf Papa nggak bisa jemput Kamu latihan Karate."

Senyum Alana terbit. " Nggak masalah kali Pa!" Ujarnya. " Saga udah mendingan kan?"

Arga mengangguk.

Alana tersenyum senang mendengarnya saudara kembarnya sudah jauh lebih baik.

" Gimana sebagai gantinya mau nggak Papa temani kamu nonton bola nanti malam,"

Alana mencibir. " Alana kali yang temani Papa."

Arga tergelak. Alana juga turut tertawa kecil. Mengusap Puncak kepala Putrinya lembut tersenyum hangat khas seorang ayah.

" Belajar yang serius Jangan tidur di kelas."

Alana mengangkat tangannya ke dahi berlagak hormat. " Siap Komandan "

Arga tertawa kecil melihat kelakuan Putrinya. Alana kemudian turun dari mobil, tersenyum ceria di balik kaca lalu melambaikan tangannya sebelum kemudian Pergi masuk ke dalam sekolahnya.

••••••

" Tau nggak sih Alana? Ngeselin banget tadi Pagi si Monster Bina Satya itu bikin gue kecipratan air lumpur di depan gerbang," Jessica teman dekat Alana setelah Aldo menggerutu kesal. Alana dan Jessica tengah berjalan di Koridor saat ini. Baru saja keluar dari toilet

Cewek yang memakai seragam Putih abu-abu dengan sweater abu-abu itu menaikkan alisnya tidak mengerti dengan gerutuan Jessica yang random sekali.

" Maksud lo si Alister?"

" Iya, lah! Siapa lagi Coba kalau aja dia bukan Pembunuh bayaran yang bisa matiin gue kapan aja, udah gue labrak dia. Pagi-pagi udah bikin emosi aja,"

Alana sedikit mulai ragu dengan Pernyataan buruk Orang-orang tentang Alister. Apa memang benar Alister itu Pembunuh bayaran?

" Dih, jangan suuzan, Jes siapa tau Alister bukan Pembunuh bayaran kayak yang Orang-orang bilang, kan?"

" Lah, kok lo malah bela si Alister si Bukannya gue sahabat lo sendiri?"

Alana menyengir. " Enggak gitu Memang Alister laluinya tadi Pagi sengaja? Terus nggak ada minta maaf,"

Jessica langsung bungkam. Setelah Alister terkena imbasnya membuat roda motornya melewati lumpur hingga Alister terkena imbasnya, cowok itu langsung mendatanginya dan meminta maaf. Tapi tetap saja roknya sudah dibuat kotor oleh lelaki itu.

" Nggak tau deh!" Alih Jessica

" By the way, gue udah like video lo yang baru Alana Gila, gila! Udah hampir sejuta aja viewers lo yang sebulan lalu!" seru jessica histeris di sebelahnya

Alana hanya senyum-senyum sok tersipu sembari berlagak menutup-nutupi bibir dengan tangan. Kayak kembang desa yang baru saja dilamar oleh cogan kota. Jessica bergidik geli melihatnya. Alana terkekeh, Jessica kemudian menoyor cewek itu sambil menggeleng.

" Nggak usah sok Jaim-Jaim bangsat lo, Alana! Jadi gemes Pengin nampol deh."

Alana terkekeh. " Sesekali, kan, jadi cewek Jaim-Jaim gitu. Siapa tau banyak yang naksir?"

Jessica tertawa sambil menggeleng. " Yang ada orang Pengin Pindah ke Planetisimal lain gara-gara lihat lo,"

Alana terkekeh. " Bangke lo Jes."

Mereka kemudian berbelok ke arah kanan melewati ruang Bk bersamaan dengan seorang cowok berbadan tinggi dengan tindik di telinga yang Alana kenali keluar dari ruangan. Refleks bertemu Pandang dengannya.

" Tuh, dia Pasti buat ulah lagi. Ngapain juga masuk BK tanpa sebab kan?" Terka Jessica sinis setelah melihat Alister melipat tangannya di Perut.

Alana masih menatapnya, Alister kemudian mengalihkan tatapan dan berlalu Pergi. Melengos ke arah yang berlawanan dengan mereka.

Kenapa auranya menarik gravitasi gue banget sih

Alana menggeleng lalu mengalihkan Pandangannya

" Alana, Pokoknya lo harus jauh-jauhlah dari cowok kayak Alister. Bahaya Pokoknya sampai kita lulus, nggak usah kenal sama dia,"

Alana mengerutkan wajahnya heran. " Dih, lebay lo, Jes sampai segitunya."

" Ya demi keselamatan,"

Namun Alana langsung mendengar semua ujaran Jessica barusan memilih mendengarkan asumsinya sendiri saat ini. Bisa jadi Alister tidak serbahaya itu, kan?

•••••

Tadinya Alana hanya izin ke toilet Pada guru karena ingin buang air kecil saja. Tapi begitu mendengar suara riuh yang ada di belakang toilet membuat langkahnya jadi terhipnotis untuk menuju ke arah sumber suara itu. Mencari tahu apa yang sedang asyik.

" Ha! Astaga!" Alana menutup mulut dengan tangan terkejut dengan apa yang baru saja lihat

Dua orang tengah saling hantam di belakang toilet. Oh, mungkin tidak disebut saling karena hanya satu orang yang lebih mendominasi Perkelahian. Dan orang itu adalah Alister.

Alana semakin membulatkan bola matanya tidak Percaya, meringis ngeri melihat Pemandangan itu. Alister melemparkan siswa ke lantai. Lalu memberinya beberapa Pukulan bertubi, seolah tidak memberi laki-laki itu kesempatan untuk melawan balik.

" Jadi benar Alister itu berbahaya?"

Salahkan saja rasa Penasaran Alana yang terlalu overdosis sampai membawanya ke sini. Kalau tidak Alana tidak akan sengaja menonton Pertunjukan mengerikan ini.

Alana memang atlet karate. Tapi baru kali ini cewek berambut Panjang itu melihat seseorang menghajar orang lain habis-habisan dengan Pasal yang masih abu-abu. Alana Pikir mungkin tidak sejahat yang orang katakan melihat bagaimana cowok itu menolongnya tadi malam. Lalu yang ada di hadapannya ini apa maksdunya?

" Aduh, gue harus gimana ini? Lapor ? lari? Atau berhentiin,"

Alister terus-terusan menonjok lawan yang terlihat mampu melawan di bawahnya itu. Alana semakin garuk-garuk kepala tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

" Gimana kalau entar gue yang kena? Kalau gue yang dihajar gimana? Youtube gue gimana dong ? Subscribe gue belum naik, elah Followers IG gue baru empat ratus ribu!"

" Ah! Bodo amat ! Gue Pergi aja." Alana buru-buru Pergi. Namun sialnya ia terpaksa terjungkal gara-gara tali sepatunya yang ternyata terlepas dari ikatan. Bunyi yang ia sebabkan sukses mengambil alih Perhatian Alister. Cowok itu langsung berhenti melayangkan bogemannya.

" Aishhh " Alana meringis lalu bangkit berdiri. Ia balik badan gelagapan karena kini tengah ditatap intens oleh Alister dari jauh sana

" Gu-gue ---- gue nggak bakal laporin lo jadi lo tenang aja." gumam Alana gelagapan. Dengan langkah terseok-seok ia lalu Pergi dari sana. Berlari kalau bisa karena mungkin saja keamanannya sedang berada di garis merah sekarang.

•••••

More Chapters